Writers live twice - Natalie Goldberg

2020, it's a wrap!




Menjadi blogger yang konsisten menulis memang sulit sekali ternyata. Setahun sudah saya tidak menyentuh blog ini sama sekali. Kemarin sempat iri sama teman saya yang bisa konsisten dan malah bisa menghasilkan uang dari tulisannya. Dia sih ngasih semangat supaya saya rajin menulis tapi, ya ... *ah dasar banyak alasan. 

Mari kita mulai dengan merangkum kejadian apa saja yang terjadi pada diri saya selama tahun 2020 yang ternyata tidak secantik angkanya. 

Januari 2020

Sebulan liburan panjang setelah bertugas di Dili. Masa-masa senang karena bisa bertemu kembali dengan keluarga dan teman setelah berpisah sekitar 3 bulan. Di bulan ini, sempat pula pergi ke Jember dan Malang untuk kangen-kangenan dengan teman-teman satu penugasan. Dan ternyata ini adalah piknik luar kota saya yang pertama dan terakhir di tahun 2020 ini.


Februari 2020

Pada bulan Februari saya sudah mulai aktif kuliah dan bekerja lagi. Yang spesial adalah akhirnya saya berhenti sebagai anak kos dan pindah ke rumah sendiri. Sebenarnya masih 60% tapi sudah saya tempati karena daripada bayar kos lagi, kan? Akhirnya berhasil bantu ibu membangun rumah dengan uang hasil banting tulang dan perasan keringat. Banyak perhitungan yang meleset saat proses pembangunan ini tapi ini adalah pelajaran yang sangat berharga jika nantinya saya dimampukan lagi membangun gubug yang lain.


Maret 2020

COVID-19 mulai masuk Indonesia. Tidak pernah terpikirkan bahwa rencana hidup akan berubah 95%. Tanpa ancang-ancang dunia dinyatakan berada pada masa pandemi. Pada bulan ini masih optimis bahwa semua segera berlalu tapi ternyata tidak... 


April - September 2020

Saya benar-benar tidak bisa mengingat hal-hal spesial yang terjadi di bulan-bulan ini. Bulan-bulan ini adalah masa-masa berat karena harus beradaptasi dnegan kebiasaan baru di masa pandemi. Tidak keluar rumah, tidak bertemu orang, tidak bisa bersamalan apalagi berpelukan dan harus selalu bermasker. Selain itu, adaptasi ke sistem pembelajaran daring benar-benar membuat lelah jiwa dan raga. Belum lagi masalah finansial karena tabungan sudah terlanjur habis untuk pembangunan rumah dan membayar SPP kuliah dan tidak banyak pekerjaan paruh waktu lain yang biasanya ada. Yang lebih menyedihkan adalah orang yang saya bantu dengan meminjaminya uang, dia kabur. Saya juga harus menyelesaikan semester kedua saya di universitas. Semester paling berat karena saya mengambil 6 mata kuliah yang harus saya selesaikan.

The good news is I got engaged in May a week after my birthday. 


Oktober 2020

Ya, karena memang pendapatan di masa pandemi ini turun drastis saya harus berpikir keras bagaimana saya harus mendapatkan uang untuk memulihkan tabungan saya, menyiapkan pernikahan, dan melanjutkan pembangunan rumah. Jadi, mulai bulan Oktober (September akhir tepatnya), saya mulai menemukan jalan untuk mulai berjualan jasa mengajar lagi. 


November 2020

Saya sudah mulai berdamai dengan keadaan dan menormalkan hidup yang tidak normal ini. Proposal tesis saya diterima, tinggal ke tahap selanjutnya. 


Desember 2020

Alhamdulillah saya masih bisa bernapas. Saya masih sehat dan bahagia. Saya masih bisa bercengkerama dengan keluarga dan teman-teman terdekat saya. Saya akhirnya sudah bisa mengumpulkan modal menikah, ya paling tidak untuk membayar suvenir, dekorasi, foto dan video, dan paes, seragam, dan perintilan-perintilan lain. Saya baru mulai menabung untuk biaya pernikahan pada bulan Oktober dan pada bulan Desember sudah tercukupi. Pekerjaan berjalan dengan baik. Hanya saja, tesis mulai keteteran. Memang sulit sekali menyeimbangkan antara bekerja, kuliah, dan mempersiapkan pernikahan. 


Dari semua itu, saya bersyukur dan berterima kasih kepada Allah SWT atas segalanya yang terjadi pada tahun 2020 ini. Ada banyak hal lagi yang ingin saya capai pada tahun 2021. See you in the next post :)




No comments:

My Instagram