Ayunan Langit, Girimulyo |
Awalnya emang tujuannya ke sana aja. Tapi kok, sepanjang jalan ada papan petunjuk ke arah-arah objek wisata yang lain? Yaudah lah ya, sekalian mampir. Objek wisata pilihan yang sejalur ada buanyak banget. Rugi kalau nggak mampir, soalnya buat naik ke gunungnya aja harus berjuang banget.
1. 1. Kembang Tebu Gendu
Ini tujuan awal kami. Walapun ini kali ketiga, tetap saja saya nggak tahu jalan menuju kesana. Kami ambil jalan memutar. Dari perempatan Kenteng, ke timur lurus ikuti jalan. Jalannya ‘seru’. Yang penting banyak berdoa dan pastikan kendaraan dalam kondisi prima T.T banyak papan petunjuk kok sepanjang jalan. Jadi, jangan khawatir kalau tersesat. J
Kami berangkat sekitar pukul 6 pagi, sampai di lokasi masih sepi (sekitar pukul 6.30). Sekarang sih, kembang tebunya sedang mekar-mekarnya. Dua tahun yang lalu terakhir saya kesana, pagi-pagi sudah ada warung yang jualan kopi dan gorengan. Tapi tadi pagi nggak adaaaa padahal lapeer belum sarapan. Kan paling enggak bisa makan tempe mendoannya disana. Ada gazebo buat istirahat, pengelolanya datang sekitar pukul 7.30 untuk naruh kotak kebersihan. Tapi tetep aja sih gazebonya kotor. Bukan salah pengelola yang tidak membersihkan, tapi pengunjung yang NGGAK BERTANGGUNG JAWAB. Kzl deh. Waktu kemarin kami kesana, nggak ada tukang parkirnya dan kotak kebersihannya boleh diisi seikhlasnya. Lokasinya sih cuma buat foto-foto saja. Lumayanlah fotonya buat nambah galeri instagram. Karena tebunya berbunga musiman, kayaknya lokasi ini juga ramenya musiman kali ya.
Lalu kami berpikir, kan masih pagi, masa mau langsung pulang. Karena sepanjang jalan kami melihat banyak papan petunjuk ke beberapa objek wisata, kami memutuskan untuk pergi ke tempat lain, yaitu Taman Sungai Mudal.
2. 2. Kebun Pinus
Dalam perjalanan ke Sungai Mudal dengan pertolongan Waze (hehe!) Kami menemukan lokasi ini secara ngga sengaja. Jadi bukan cuma Bantul yang punya hutan pinus ya, Kulon progo juga punya *nggak mau kalah*. Ga begitu jauh dari lokasi kembang tebu, tapi kami memang Cuma menyempatkan foto di jalan masuk kawasan hutan pinus (yang sebenarnya saya nyesel kenapa ngga masuk :)
Dalam perjalanan ke hutan pinus kami melihat banyak sekali papan petunjuk tempat wisata, yang membuat saya penasaran adalah Ayunan Langit. Ya, mirip-mirip Maribaya di Bandung gitu lah. Lalu kami memutuskan untuk mampir sebentar.
3. 3. Ayunan Langit
Nah, tempat ini sebenarnya sudah terkenal cukup lama. Namun, karena kami tidak pernah main ke kabupaten kami, maka kami bagaikan turis di kampung sendiri. Sedih, ya?
Karena masih pagi, lokasi masih sepi. Hanya ada beberapa pengunjung yang ketika kami sampai, mereka sudah selesai. Tiket masuknya Rp 7000/orang termasuk parkir. Nah, di ayunan langit ini, kita bisa sewa ayunan (aman, kok) dan berayun di ketinggian sekian mdpl (gak tau gue) kita bisa liat gunung dan sawah dari atas. Awalnya ragu, setelah eyel-eyelan sama si Berbi akhirnya saya mencoba memberanikan diri untuk menakhlukan rasa takut. Awalnya saya benar-benar ngga mau, tapi keinget kejadian ke Karimun Jawa saya jadi berani. Haha. Pake safety belt jadi jangan takut jatuh ya. Nah, sebenarnya bagus banget pemandangannya, karena saya panic jadilah saya teriak-teriak doang. Hahaa. Untuk bisa berayun-ayun kek gini, jasa sewa belt dan mas-masnya 20.000 lumayaaaan anu sih L TIPS: kalau mau puas ayunanya, datang pagi ketika belum banyak pengunjung. Lah, pokoknya saya teriak-teriak minta udahan, tapi malah diayun-ayun terus. Disuruh lepas tangan tapi kok ya anuu, semacam ngeri gitu. Begitu bilang, “muaaal masss” baru deh diberhentiin.
Begitu turun, pusing mual lah. Hahaha. Ya karena mungkin belum sarapan juga kali ya…
Udah selesai dan si Berbi curang karena ngga mau naik, kami melanjutkan perjalanan.
4. 4. Kopi Pari
Karena kami belum sarapan dan kami lapaar sekali ditambah mual habis ayunan, kami lalu cari tempat makan. Sepanjang jalan, kami melihat papan Kopi Pari. Jadi kami penasaran lalu memutuskan ke sana.
Makan makan lah kayak there’s no tomorrow. Tempatnya unik dan sebenarnya hanya rumah biasa tapi didekorasi unik dengan menu khas desa. Menawarkan kopi Girimulyo asli tapi kami nggak minum kopi. Kan kami laper, jadi pesannya nasi. Perut orang Indonesia banget lah, nasi for lyfe. Yang asik adalah ada wifinya juga. Jadi lumayan sekalian istirahat setelah lelah jalan. Kalau teman-teman mau menjelajah Kulon Progo apalagi area Girimulyo, mampir lah kesini untuk mencicipi kopi asli Girimulyo. Toilet dan mushola juga ada. Jadi sekalian jadi rest area gitu deh. Instagramnya @kopipari.
5. 5. (Akhirnya) Sungai Mudal
Seharusnya ini jadi lokasi kedua, tapi karena mampir-mampir banyak, kami baru sampai disini sekitar pukul 10.30. Udah rameeee. Parkirnya Rp 2000 dan tiket masuknya Rp. 6000. Hal yang saya sesali adalah, saya pakai sepatu cantik yang bikin repot di jalanan naik, dan juga nggak bawa baju ganti padahal disana pengen renaaaaanggg. Nekat si Berbi nyemplung pake ban pelampung cuma buat foto di kolam yang biru airnya.
Pukul 11-an kami akhirnya memutuskan pulang. Si Berbi pulang dengan baju basah kuyup lho. Tapi sampai rumah saya (karena dia harus nganter saya pulang), kering deh bajunya.
Sekian hestionvacay yaa… lain waktu kalau ada yang ngajak, saya akan bagi-bagi cerita piknik lagi.
No comments:
Post a Comment